Tugas ke-4 dan ke-5 atau UTS
1. Jelaskan bagaimana manajer dapat membuat keputusan yang efektif dalam dunia kerja sekarang ini?
Dalam hal pengambilan keputusan, manajer memang sangat berperan di dalamnya karena dialah yang berwenang untuk itu. Mengambil keputusan dilakukan juga tidak asal dan tidak sembarangan. Oleh karena itu seorang Manajer harus mampu mengambil keputusan dengan tepat. Dalam mengambil keputusan, Pertama seorang manajer haruslah yakin, yaitu yakin dengan hasil keputusan yang diambil tersebut, tapi juga harus memperhatikan dampak positif dan negatifnya. Yang kedua manajer harus mengambil keputusan berdasarkan hati nuraninya, atau harus mengikuti kata hatinya. Secara tidak sadar pengambilan keputusan dengan mengikuti kata hati ini dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu, latihan-latihan, dan latar belakang. Dan biasanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap situasi yang dihadapinya harus dengan sikap realistis. Ketiga manajer harus memperhatikan fakta – fakta yang ada, yaitu berdasarkan data, analisis, informasi, dan segala hal yang mendukung terbentuknya keputusan tersebut, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, dan daya pikir yang tepat untuk diimplementasikan dalam situasi dan kondisi masa depan. Karena tanpa adanya fakta, maka keputusan yang diambil akan bersifat abstrak. Keempat, manajer harus melihat Pengalamann. Baik itu pengalamannya sendiri ataupun pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga, memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan “apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi ini?”. Dan yang kelima manajer harus memawa kekuasaan dalam pengambilan keputusan. Manajer harus berpedoman atas kekuasaan yang dimilikinya, supaya keputusan itu sah dan legal untuk diberlakukan. Hal ini disebabkan kekuasaan merupakan dasar hukum untuk bertindak dan berbuat sesuatu.
2. Sebutkan 6 sifat dari proses pengambilan keputusan yang efektif?
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah
2. Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan
3. Pengembangan Alternatif - Alternatif
4. Pemilihan Alternatif yang Diinginkan
5. Implementasi Alternatif yang Dipilih
6. Evaluasi dan Umpan Balik
3. Bandingkan keputusan terprogram dan tak terprogram?
· Keputusan Terprogram adalah keputusan yang diambil untuk merespon situasi yang timbul cukup sering, keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan ini rutin dan berulang – ulang. Serta dibuat sebagai respon terhadap permasalahan yang timbul di organisasi. Pengambilan keputusan dikembangkan dan diaplikasi dimasa depan.
· Keputusan Tak Terprogram adalah keputusan yang diambil untuk merespon situasi yang unik, khas, tidak terjelaskan dengan baik, dan sebagian besar tidak berstruktur dan memiliki konsekuensi penting bagi organisasi. Keputusan tidak terprogram melibatkan perencanaan strategis karena ketidakpastiannya tinggi dan keputusan bersifat kompleks.
· Pebandingannya : Keputusan yang terprogram itu sudah dibuat jauh – jauh hari untuk menangani masalah yang sudah diperkirakan dan keputusan ini siap dipakai. Tapi keputusan yang tak terprogram itu keputusan yang bisa dibuat secara langsung atau mendadak untuk menangani masalah diluar kendali organisasi atau masalah yang khusus tidak terselesaikan oleh kebijakan yang ada.
4. Gambarkan dan jelaskan empat gaya pengambilan keputusan?
1. Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah terhadap ambiguitas dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Cenderung berfokus jangka pendek. Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan kekeuasaan yang otokratik.
2. Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi. Pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak alternatif dari pada pembuat keputusan direktif. Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama, serta menggambarkan pemimpin yang otokratik.
3. Gaya Konseptual
Pembuat gaya konseptual mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif. Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
4. Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Gaya ini cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat yakni cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat serta menyukai informasi verbal dari pada tulisan. Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut akan berdampak kerugian pada orang lain.
5. Bandingkan tiga kondisi pengambilan keputusan?
· Kepastian bearti seluruh informasi yang dibutuhkan pengambilan keputusan tersedia. Manager memiliki informasi dalam kondisi operasi, biaya atau batasan sumber daya. Namun hanya sedikit keputusan yang pasti didunia ini. Sebagian besar mengandung risiko dan ketidak pastian.
· Risiko bearti bahwa keptusan memiliki tujuan yang jelas dan informasi dalam kondisi operasi yang tersedia dengan baik. Namun dengan hasil dimasa depan yang dihubungkan dengan setiap alternatif yang ditentukan oleh peluang masing-masing, yaitu dapat berhasil tapi juga dapat mengalami kegagalan.
· Ketidakpastian bearti bahwa manager tahu tujuan mana yang hendak mereka capai, namun informasi tentang alternatif dan peristiwa dimasa depan tidak lengkap. Manager tidak memiki informasi yang cukup untuk memperoleh kejelasan tentang alternatif atau untuk mengukur risiko mereka. Manager mungkin mungkin harus membuat asumsi untuk digunakan dalam pembuatan keputusan walaupun keputusan yang diambil salah jika asumsi yang digunakan tidak tepat. Manager mungkin harus menggunakan pendekatan alternatif yang kreatif dan menggunakan penilaian pribadi untuk menentukan alternatif terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar