WELCOME

SELAMAT DATANG DI BLOG 2F4 ILMU KOMUNIKASI

Rabu, 06 Juni 2012

UTS WAHYUNI

Jawaban :
1.      Keputusan yang efektif adalah sebuah keputusan yang membawa organisasi maju ke tujuannya tepat waktu. Ada tiga kunci dalam keputusan efektif ,Yang pertama adalah harus memiliki sebuah tujuan yang pasti. Yang kedua, harus ada cara untuk mengukur apakah langkah yang diambil membawa pergerakan kearah yang dekat atau malah menjauh. Dan yang terakhir adalah informasi yang diperoleh berdasarkan cara pengukuran tersebut harus diberikan kepada para pengambil keputusan pada saat yang tepat.
Manajer dapat membuat keputusan yang efektif dengan menggunakan empat sifat dari proses pengambilan keputusan yang efektif yaitu, pengenalan syarat-syarat sebuah keputusan dimana seorang manajer harus mengetahui dengan baik terlebih dahulu akan syarat-syarat sebuah keputusan sebelum ia mengambil keputusan. Kemudian seorang manajer harus melakukan diagnosis dan analisis sebab-akibat, yang maksudnya adalah seorang manajer harus memikirkan dengan seksama dan menganilisis sebab-sebab apa saja yang membuat manajer harus mengambil keputusan itu dan manajer juga harus memikirkan akibat apa yang akan terjadi setelah seorang manajer mengambil sebuah keputusan tersebut. yang ketiga adalah pengembangan alternative, disini seorang manajer harus mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang kemudian dipergunakan untuk mengevaluasi setiap alternative terhadap setiap patokan. Yang keempat adalah pemilihan alternative yang dikehendaki, setelah mendapatkan banyak informasi, seorang manajer harus memilih salah satu informasi yang paling optimal dengan menentukan nilai optimal setiap alternative yang dikehendaki. Yang kelima adalah penerapan alternative, dimana setelah dipilih alternative yang paling baik maka seorang manajer tinggal menerapkannya.
Dan yang terakhir adalah evaluasi dn umpan balik, setelah diterapkannya alternative yang dipilih, maka seorang manajer harus melakukan evaluasi akan keberhasilan atau tidaknya alternative yang telah dipilih, dan apa saja umpan balik yang didapat. Dengan menggunakan keenam sifat dari proses yang efektif, maka seorang manajer juga dapat membuat keputusan yang efektif dalam dunia kerja sekarang ini.
2.      Enam Sifat dari Pengambilan Keputusan yang Efektif
1.      Pengenalan Persyaratan Keputusan
Manajer menghadapi persyaratan sebuah keputusan dalam bentuk permasalahan atau peluang. Permasalahan timbul ketika pencapaian organisasi kurang dari yang telah ditetapkan. Sejumlah aspek kinerja tidak memuaskan. Peluang timbul ketika manajer melihat pencapaian potensial yang melebihi tujuan yang ditetapkan saat ini. Kesadaran akan permasalahan atau peluang merupakan langkah awal dalam alur keputusan.
2.      Diagnosis dan Analisis Penyebab
Ketika suatu permasalahan atau peluang diperhatikan seorang manajer, pemahaman dari situasi ini harus ditingkatkan. Diagnosis adalah langkah dalam proses pengambilan keputusan dimana manajer menganalisis faktor penyebab mendasar yang dikaitkan dengan situasi keputusan.
3.      Pengembangan Alternatif
Pengambilan keputusan mulai mempertimbangkan untuk melakukan tindakan, tahap ini adalah mengumpulkan solusi alternatif yang memungkinkan, yang akan merespon kebutuhan situasi dan mengoreksi penyebab dasar.
4.      Pemilihan Alternatif yang Diinginkan
Setelah alternatif yang diinginkan dikembangkan, salah satu diantaranya harus dipilih. Pilihan keputusan adalah seleksi atas sejumlah alternatif arah tindakan yang menjanjikan. Alternatif terbaik adalah solusi yang paling sesuai dengan keseluruhan tujuan dan nilai organisasi dan mencapai hasil yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin.
5.      Implementasi Alternatif yang Dipilih
Tahap Implementasi meliputi penggunaan kemampuan manajerial, administratif, dan persuasif untuk menjamin alternatif yang dipilih akan dijalankan.
6.      Evaluasi dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi dalam proses keputusan, pengambil keputusan mengumpulkan informasi yang memberi tahu mereka bahwa keputusan diimplemantasikan dan apakah hal itu efektif dilakukan untuk pencapaian tujuan.

3.      Keputusan terprogram adalah keputusan yang diambil untuk merespon situasi yang timbul cukup  sering,untuk membuat aturan pengambilan keputusan dikembangkan dan diaplikasi dimasa depan. Keputusan terprogram dibuat sebagai respon terhadap permasalahan yang timbul di organisasi.
Keputusan tidak terprogram adalah  keputusan yang diambil untuk merespon situasi yang unik tidak terjelaskan dengan baik dan sebagian besar tidak berstruktur dan memiliki konsekuensi penting bagi organisasi. Keputusan tidak terprogram melibatkan perencanaan strategis karena ketidakpastiannya tinggi dan keputusan bersifat kompleks.keputusan untuk membuat pabrik baru ,mengembangkan produk atau layanan baru memasuki pasar geografis  baru atau merelokasi kantor pusat kekota lain semuanya merupakan keputusan tidak terprogram.
v  Perbedaan utama antara keputusan terprogram dan tidak terprogram berkaitan dengan tingkat kepastian dan tidak kepastian yang dihadapi manager dalam mengambil keputusan. Setiap situasi keputusan dapat diatur sesuai tingkatannya menurut ketersediaan informasi dan kemungkinan kegagalan. Empat posisi dalam tingkat ini adalah kepastian ,risiko,ketidak pastian dan ambiguitas. Kepastian bearti seluruh informasi yang dibutuhkan pengambilan keputusan tersedia.
Risiko bearti bahwa keptusan memiliki tujuan yang jelas dan informasi dalam kondisi operasi yang btersedia dengan baik namun dengan hasil dimasa depan yang dihubungkan dengan setiap alternative ditentukan oleh peluang masing-masing .
Ketidakpastian bearti bahwa manager tahu tujuan mana yang hendak mereka capai, namun informasi tentang alternative dan peristiwa dimasa depan tidak lengkap .
 Ambiguitas sejauh ini merupakan situasi keputusan yang paling sulit.Ambiguitas bearti bahwa tujuan yang harus dicapai atau permasalahan yang harus diselesaikan tidak jelas sifatnya dan alternative sulit didefinisikan dan informasi tentang hasil tidak tersedia.
4.       Empat gaya pengambilan keputusan
·         gaya direktif
gaya ini digunakan oleh orang-orang yang memilih solusi masalah yang sederhana dan jelas. Seseorang yang memilih gaya ini biasanya bersifat efisien dan rasional dan memilih untuk mengandalkan peraturan atau prosedur yang ada dalam mengambil keputusan. Bisa dilihat dari penjelasan diatas, dapat di contohkan pada seorang manajer.
Gambaran dari gaya direktif ini adalah:
v  cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam pemecahan masalah.
v  Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat.
v  Cenderung berfokus jangka pendek.
v  Gemar menggunakan kekuasaan dan ingin mengontrol.
·         Gaya analisis
Gaya ini digunakan oleh orang-orang yang senang mempertimbangkan solusi yang kompleks berdasarkan data sebanyak mungkin yang banyak mereka kumpulkan.
Gambaran dari gaya analisis ini adalah:
v  Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis.
v  Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternative dibandingkan dengan gaya direktif.
v  Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama.
v  Menggambarkan pemimpin yang otokratik.
·         Gaya konseptual
Gaya ini digunakan oleh orang-orang yang senang memperhatikan sejumlah besar informasi. Mereka juga lebih berorientasi social dari pada mereka yang menyukai gaya analisis.
Gambaran dari gaya konseptual ini adalah:
v  Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas.
v  Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan.
v  Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak menggunakan intuisi dalam pengambilan keputusan.
v  Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif.
·         Gaya perilaku
Gaya ini digunakan oleh orang-orang yang memiliki perhatian mendalam terhadap orang sebagai individu.
Gambaran dari gaya perilaku ini adalah:
v  Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat.
v  Cenderung menerima saran, sportif, dan bersahabat.
v  Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan orang lain.
Terkadang keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut akan berdampak pada kerugian orang lain.
5.      Tiga kondisi pengambilan keputusan
1.Kondisi KEPASTIAN ( Certainty ) Para pembuat keputusan mengetahui apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang, karena tersedia informasi yang akurat, terpercaya, dan dapat diukur sebagai dasar keputusan. Dalam kasus ini, situasi di waktu mendatang adalah dapat diperkirakan dengan pasti.
2. Kondisi RESIKO ( Risk ) Para pembuat keputusan mengetahui besarnya probabilitas setiap kemungkinan hasil, tetapi informasi lengkap tidak tersedia.
3. Kondisi KETIDAKPASTIAN ( Uncertainty ) Para pembuat keputusan tidak mengetahui besarnya probabilitas atau bahkan tidak mengetahui kemungkinan hasil-hasil. Kondisi ketidakpastian pada umumnya menyangkut keputusan-keputusan kritis danpaling menarik. Pembuatan keputusan dalam kondisi ketidakpastian dapat dilakukan lebih tepat dengan menggunakan metoda-metoda kuantitatif (yang ilmiah) untuk mengantisipasi dan memperkirakannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar