1. Dalam membuat sebuah keputusan efektif dalam dunia kerja, seorang manajer, mempersiapkan pemecahan masalah terlebih dahulu. Manajer memandang perusahaan sebagai suatu system dengan memahami lingkungan perusahaan dan mengidentifikasi subsistem – subsistem dalam perusahaan. Dalam mendefenisikan masalah, manajer bergerak dari tingkat system ke subsistem dan menganalisis bagian-bagian sistem menurut suatu urutan tertentu.
Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasi berbagai solusi alternative, mengevaluaasinya, memilh yang terbaik, menerapkannya, dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagaimana mestinya. Jadi, ada enam langkah yang biasanya dianggap sebagai proses pengambilan keputusan yang efektif yaitu :
Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasi berbagai solusi alternative, mengevaluaasinya, memilh yang terbaik, menerapkannya, dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagaimana mestinya. Jadi, ada enam langkah yang biasanya dianggap sebagai proses pengambilan keputusan yang efektif yaitu :
1. Pengenalan Syarat-syarat Sebuah Keputusan.
2. Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat.
3. Pengembangan Alternatif.
4. Pemilihan Alternatif yang Dikehendaki.
5. Penerapan Alternatif Terpilih.
6. Evaluasi dan Umpas Balik.
2. Enam sifat dari proses pengambilan keputusan:
· Fokus pada hal yang penting.
· Logis dan konsisten.
· Mengakui pemikiran subyektif dan obyektif untuk mengkombinasikan pemikiran analisis dan intuitif.
· Membutuhkan sebanyak mungkin informasi dan analisis untuk menyelesaikan dilemma yang terjadi.
· Mendorong dan mengarahkan pengumpulan informasi yang relevan dan pendapat yang diinformasikan.
· Langsung, bisa diandalkan, mudah digunakan dan fleksible.
3. Keputusan terprogram, adalah suatu keputusan yang berkaitan dengan permasalahan permasalahan sebelumnya. keputusan-keputusan tersebut sering diambil dikarenakan rutinitas terhadap permasalahan yang sering muncul tersebut. Dengan kata lain, keputusan terprogram telah memiliki prosedur tersendiri yang telah pasti dalam menangani permasalahan yang muncul. Keputusan terprogram terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. Contoh: keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang.
Keputusan tidak terprogram, adalah suatu keputusan yang diambil berdasarkan permasalahan permasalahan baru. keputusan ini bersifat baru dan cenderung tidak memiliki prosedur yang tetap seperti pada keputusan terprogram. Hal ini dikarenakan permasalahan- permasalahan yang timbul pun sifatnya khusus, rumit dan tidak terstruktur. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terprogram. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.
4. Empat gaya:
· Gaya Direktif
Digunakan oleh orang-orang yang lebih memilih solusi masalah yang sederhana dan jelas. Seseorang yang memilih gaya ini biasanya bersifat efisien dan rasional dan memilih untuk mengandalkan peraturan atau prosedur yang ada dalam mengambil keputusan.
· Gaya Analisis
Senang mempertimbangkan solusi yang kompleks berdasarkan data sebanyak mungkin yang dapat mereka kumpulkan.
· Gaya Konseptual
Orang-orang yang cenderung kearah gaya konseptual juga senag memperhatikan sejumlah besar informasi. Mereka juga lebih berorientasi social daripada mereka yang menyukai gaya analisis.
· Gaya Perilaku
Gaya yang digunakan oleh manajer yang memiliki perhatian mendalam terhadap orang sebagai individu.
5. a. Pengambilan keputusan dalam kepastian semua alternative diketahui secara pasti. Model Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Kepastian (Certainty) menggambarkan bahwa, setiap rangkaian keputusan (kegiatan) hanya mempunyai satu hasil (pay off tunggal). Model ini disebut juga Model Kepastian/ Deterministik.
b. Pengambilan keputusan dalam berbagai tingkatan resiko yang dipilih. Model Pengambilan Keputusan dalam kondisi Berisiko (Risk) menggambarkan bahwa, setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan masing-masing kemungkinan hasil probabilitasnya dapat diperhitungakan atau dapat diketahui. Model Keputusan dengan Risiko ini disebut juga Model Stokastik.
c. Pengambilan keputusan dalam kondisi ketidak pastian ada alternative yang tidak diketahui dengan jelas. Model Pengambilan Keputusan dengan Ketidakpastian (Uncertainty) menggambarkan bahwa, setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan masing-masing kemungkinan hasil probabilitasnya tidak dapat diketahui/ditentukan. Model Keputusan dengan kondisi seperti ini adalah situasi yang paling sulit untuk pengambilan keputusan. (Kondisi yang penuh ketidakpastian ini relevan dengan apa yang dipelajari dalam Game Theory).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar